Berbagi Kenangan di 40 Hari Didi Petet

by -188 views

JAKARTA — Kepergian aktor kawakan Didi Petet menghadap Sang Pencipta sudah 40 hari. Namun, kenangan tentang pemilik nama asli Didi Widiatmoko itu seolah masih membekas.

Pementasan di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Selasa malam (23/6) tidak biasa. Sebab, malam itu pementasan bertajuk Wajah Rindu tersebut khusus dibuat untuk mengenang sang aktor, Didi Petet.

Kegiatan mengenang Didi itu diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap pemeran Kabayan tersebut sekaligus melepas rindu. Rekan, kerabat, dan keluarga secara bergantian mengungkapkan berbagai kisah yang mereka alami bersama almarhum. Ada kisah suka, duka, dan lucu yang tidak terlupakan.

Aat Suratin, misalnya. Budayawan dan seniman asal Bandung tersebut merupakan kakak kelas Didi di SMA Negeri 3 Bandung. Dia mengisahkan bagaimana Didi remaja yang kala itu masih culun, menjadi bintang di kelompok Depot Kreasi Bandung bentukannya di sekolah. ”Dia baru masuk dan jadi bintang. Bukan hanya karena rambutnya yang keriting. Tapi, juga karena kemampuannya dalam berkesenian,” kenang Aat.

Itu bukan satu-satunya kenangan Aat bersama Didi. Menurut dia, banyak hal yang mereka lakukan bersama. Banyak sekali keunikan pemeran Emon dalam Catatan Si Boy itu yang tidak pernah terungkap. Salah satunya adalah aktivitas Didi di Pramuka. Aat menuturkan, setiap Didi atau dirinya berulang tahun, keduanya selalu membaca trisatya. Itu juga yang diyakini Aat selalu dipegang teguh oleh mendiang dalam menjalani hidup.

”Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. Menepati dasadarma. Setiap ulang tahun selalu membaca itu,” ucap Aat yang sudah hafal luar kepala bunyi trisatya. Didi memang terbilang aktif dalam kegiatan kepanduan. Almarhum masih tercatat sebagai pembina Pramuka di Gugus Depan 1112 SMP Negeri 2 Bandung.

Kenangan tidak terlupakan juga terlontar dari Ayu Dyah Pasha. Aktris asal Makassar itu mengatakan, Didi merupakan aktor senior yang tidak pelit ilmu. Dia bahkan dengan senang hati membagi ilmu yang dimilikinya kepada para aktor muda. Setiap bepergian dengan Didi, Ayu selalu merasa senang.

Selain itu, Ayu ingat saat sahabatnya tersebut berjuang sekuat tenaga mewujudkan World Expo di Milan. Mulai mengurusi konsep hingga memikirkan cara mendanai proyek tersebut. Kala itu Didi meminta bantuan Ayu dan perusahaannya untuk meng-handle proyek tersebut. Ayu pun menyetujuinya.

Di tengah jalan, nilai mata uang euro naik. Inflasi pun sedang tinggi. Itu membuat Ayu memutuskan untuk mundur. Ayu mengatakan, saat keputusan itu diambil, Didi terlihat begitu kecewa. Ayu sebenarnya ingin terus membantu. Namun, kemampuannya belum sampai di situ.

”Meski begitu, beliau terus berusaha untuk mewujudkan World Expo di Milan. Tenaganya terkuras hingga kesehatannya drop. Entah kenapa saya punya insting yang tidak bisa dijelaskan bahwa dia akan pergi,” tuturnya. Masih banyak sahabat dan keluarga yang ikut berbagi cerita dalam peringatan 40 hari wafatnya Didi Petet. Misalnya, komedian Epi Kusnandar serta Edwin dan Jody yang juga menjadi pemandu acara.

Putra sulung Didi Petet, Getar Jagad Raya, berharap kegiatan tersebut menjadi sarana yang tepat untuk berbagi kenangan bersama mendiang ayahnya. Dia mewakili keluarga menyampaikan maaf jika selama masa hidupnya, Didi punya kesalahan. ”Semoga apa yang ditinggalkan hanyalah kenangan yang baik. Selain untuk mengenang almarhum, kegiatan ini merupakan bentuk doa bagi almarhum,” tutur dia. (jpnn/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *