Pidato Jokowi Salah, Tuntutan Reshuffle Bergulir Lagi

by -183 views

JAKARTA – Wacana reshuffle di kabinet Jokowi-JK kembali bergulir. Kesalahan teks pidato Presiden Joko Widodo saat peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu di Alun-Alun Kota Blitar menjadi pemicunya. Saat itu dia salah menyebut Blitar sebagai tempat kelahiran proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno.

Politikus PAN Achmad Hafisz Tohir menilai, insiden tersebut adalah kesalahan fatal. Meski tidak tertutup kemungkinan adanya slip of tongue (keseleo lidah), menurut dia, kesalahan semacam itu tidak sepatutnya muncul dari presiden.

Ketua Komisi VI DPR tersebut menegaskan, kalau memang presiden tidak sadar telah melakukan kesalahan terkait teks pidato yang dibacanya, yang patut dimintai pertanggungjawaban adalah tim dan orang-orang di lingkaran presiden. ”Inilah kelemahan tim Jokowi. Harus ada reshuffle yang mendasar karena ini sudah merusak tatanan bernegara,” tegas Hafisz di Jakarta, kemarin.

Penyesalan senada disampaikan anggota DPR dari PDIP Falah Amru. Menurut dia, teks pidato yang dibacakan presiden tersebut seharusnya sudah di-screening ketat oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. ”Kalau selama ini sudah sering lalai, tolong lah, dia (Andi, Red) agar lebih ekstrahati-hati lagi,” kata Falah yang hadir dalam acara di kota tempat Bung Karno dimakamkan tersebut.

Meski tidak menyebut secara gamblang perlunya me-reshuffle sosok-sosok yang berada di belakang penyusunan pidato presiden saat itu, dia menegaskan, perlu ada orang yang gentlemen mengakui secara terbuka sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan pidato tersebut. ”Kalau presiden, seperti yang pernah disampaikan, tidak mungkin meneliti satu per satu semua urusan. Harus di sinilah orang-orang di sekitarnya lebih ketat,” imbuh ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) tersebut.

Saat acara yang juga dihadiri putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri, tersebut, Jokowi melakukan kesalahan ketika memberikan kesan mendalam terhadap Kota Blitar. ”Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran proklamotor kita, hati saya selalu bergetar,” kata Jokowi saat itu.

Berdasar sejumlah literatur, Bung Karno tidak lahir di Blitar. Salah seorang tokoh pendiri bangsa tersebut lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti pihak yang berada di belakang penyusunan pidato tersebut. Deputi Staf Kepresidenan Bidang Komunikasi Eko Sulistyo juga mengaku tidak tahu. ”Saya kebetulan tidak ikut rombongan ke Blitar. Jadi, saya juga belum bisa menanggapi karena masih harus mendalaminya lebih jauh,” kata Eko saat dihubungi.

Umumnya pidato-pidato yang akan dibawakan presiden diawasi Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Namun, hingga tadi malam, yang bersangkutan belum bisa dihubungi.

Wacana reshuffle juga berembus dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Soetrisno Bachir setelah bertemu Jokowi di kompleks istana kepresidenan, Jakarta, kemarin. Menurut Mas Tris –sapaan akrab Soetrisno Bachir– kemungkinan perombakan kabinet dilakukan Jokowi dalam waktu dekat tetap terbuka.

”Masalah reshuffle itu suatu kenyataan, bukan sesuatu yang aneh, karena itu memang kewenangan presiden,” kata Mas Tris.

Meski demikian, dia membantah telah melakukan pembicaraan terkait hal tersebut secara khusus. Menurut mantan ketua umum DPP PAN itu, presiden telah memiliki tim sendiri untuk menentukan menteri mana saja yang perlu dicopot atau dirotasi. ”Menteri itu harus bernyali, kalau menterinya tidak bernyali, ya bisa saja tidak ada di kabinet lagi,” tuturnya.

Selain Soetrisno Bachir, Jokowi kemarin menerima beberapa tokoh lain. Di antaranya adalah Mahfud MD, Salim Said, dan Jaya Suprana. (jp/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *