Lewobunga dan Lewonara Belum Bisa Didamaikan

by -154 views

Kupang, mediantt.com — Perang tanding antardesa Lewobunga dengan Desa Lewonara, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali berkecamuk. Kejadian ini berlangsung pada Minggu, (24/5) sekitar pukul 05.00 Wita, warga Desa Lewobunga kembali melakukan penyerangan terhadap warga Desa Lewonara.

Hal itu dibenarkan Kapolres Flotim, AKBP Dewa Putu Gede, saat dikonfirmasi via telepon dari Kupang, Senin, (25/5), tentang kejadian penyerangan itu.

Menurutnya, selama ini kedua desa tersebut belum bisa didamaikan. Namun, mendengar informasi adanya perang tanding pada Minggu itu, dirinya langsung mengerahkan anggotanya untuk melakukan pengamanan di tempat kejadian perkara guna meredam konflik kedua desa tersebut.

“Hingga saat ini belum ada korban jiwa dari kedua belah pihak. Namun kondisinya sudah kondusif,” ujarnya.

Ditanya apakah pihaknya membutuhkan bantuan personel polisi dari Polda NTT, dirinya mengatakan, sudah berkoordinasi dengan pihak Polda NTT untuk meminta bantuan dari Satuan Brimob Polda NTT.

“Personel yang ada saat ini sebanyak 167 dibantu anggota Brimob dari Maumere telah berada di TKP untuk mengamankan situasi di kedua desa itu,” terang kapolres.

Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin sendiri telah berupaya mempertemukan kedua tokoh adat untuk menuturkan masalah tanah serta mencari solusi dengan melibatkan Tim dari Pemerintah Provinsi NTT. Sayangnya, dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Pemda Flotim tidak dapat menghadirkan tokoh masyarakat kedua desa itu.

“Pemda Flotim dan Pemda NTT telah berupaya untuk menyelesaikan masalah konflik tanah kedua desa itu. Namun ada pihak-pihak yang belum mau menuturkan secara adat masalah tanah dengan pemerintah daerah. Kalau kembali konflik antara kedua desa itu, bukan menyalahkan pihak pemerintah,” kata anggota Ombudsman NTT, Beda Daton.

Bupati Flotim telah berupaya menghadirkan tokoh adat Lamaholot yang berada di Adonara bersama tokoh masyarakat kedua desa tersebut guna menceritakan sejarah tanah yang selama ini diperebutkan. Karena yang berhak menceeritakann sejarah adalah tokoh-tokoh adat yang mempunyai kedudukan tinggi dalam adat Lamaholot

“Pemda Flotim mengambil langkah bijak untuk melakukan pendekatan terhadap para pemuka adat kedua desa tersebut guna mencari solusi penyelesaian secara damai,” tambahnya.

Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, hingga berita ini diturunkan belum berhasil dihubungi. (sp/jk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *