Gara-gara ‘Charger’ Ponsel, Suami Tinju Istri Hingga Tewas

by -125 views

KUPANG – Hanya karena masalah charger telepon seluler (ponsel), Once Kase (28), penjual sayur yang sehari-hari tinggal di salah satu kamar kos di Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, meninju sang istri Sarloci (32) hingga tewas.
Kepala Unit Reskrim Kepolisian Sektor Kelapa Lima Ajun Komisaris Polisi Gigih Putranto, Jumat (10/4/2015), mengatakan, peristiwa tersebut terjadi Kamis malam. Pangkal persoalannya sangat sepele. Once menuduh istrinya Sarloci merusak charger telepon seluler (ponsel) milik Once.
Awalnya, suami istri itu terlibat pertengkaran, karena Sarloci mengungkit biaya pengobatan ibu Once yang sedang sakit. Suasana pertengkaran semakin tak terkendali, setelah Once mendapati kabel charger telepon genggamnya putus.
Once dengan amarah yang memuncak lalu  melayangkan tinju ke wajah sang istri. Hantaman tinju yang keras itu membuat Sarloci terjengkang. Bagian belakang kepala wanita itu lalu menghantam tembok.
“Korban pun jatuh pingsan, dan ditidurkan pelaku di dalam kamarnya. Namun karena korban tak kunjung siuman, pelaku yang panik lalu meminta tetangga kosnya untuk memeriksa kondisi korban. Saat diperiksa ternyata korban sudah tak bernyawa,” kata Gigih.
Mendapat laporan warga, polisi kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan pelaku. “Tersangka dijerat pasal penganiayaan yang menyebabkan orang lain meninggal dunia, dengan ancaman hukumannya tujuh tahun penjara,” kata Gigih.

Gigih menambahkan, pelaku akan ditahan dan dikenai UU KDRT. Dari hasil pemeriksaan beberapa saksi, Gigih mengatakan, bahwa para saksi sering mendengar pertengkaran yang berujung pada penganiyaan oleh pelaku kepada korban.

Bahkan sang korban pernah melaporkan ke pihak RW namun, setelah didamaikan, penganiyaan kembali dilakukan dan puncaknya pada hari ini yang berujung pada tewasnya korban.

Menurut Gigih lagi, dari pemeriksaan sementara oleh yang dilakukan oleh dokter dari kepolisian di TKP terdapat luka lebam pada mata kanan korban, dahi, dan bengkak pada kepala bagian belakang.

“Korban ditinju di mata dan dahi lalu jatuh dan kepala belakangnya membentur ke tembok,” tambahnya.

Menurutnya, aksi KDRT di Kupang dalam beberapa bulan terakhir sering terjadi yang berujung pada kematian, sehingga ia mengharapkan agar, setiap anggota keluarga bisa menyelesaikan masalah keluarganya dengan berkepala dingin.

“Main fisik bisa berakibat fatal seperti yang terjadi pada hari ini. Pelaku trauma dan tidak menyangka akibat perbuatannya sang istri meninggal,” ujarnya. (kompas.com/st)

Foto : Ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *