Lewoleba,mediantt.com – Terbongkarnya kebobrokan pelayanan paramedic di RSUD Lewoleba, khusus dalam kasus kematian Ibu Emiliana Lince, warga Lerahinga, Kecamatan Lebatukan, hanya karena kelalaian paramedis, memantik reaksi beragam. Kematian ibu lima anak ini pun menjadi percakapan hangat di kalangan masyarakat Lembata, khususnya di Kota Lewoleba. Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, juga menyatakan ada yang tidak beres dan tidak biasa di RSUD Lewoleba. Apalagi akhir-akhir ini kasus kematian di rumah sakit itu meningkat tajam. Ada apa?
“Saya merasa ada hal yang tidak biasa di RSUD Lewoleba saat ini. Karena kasus kematian di RSUD belakangan ini meningkat tajam. Ini perlu ditelusuri dan dicarikan akar masalahnya sehingga bisa ada solusinya,” kata Viktor Mado kepada mediantt.com, di rumah dinas Wakil Bupati, Selasa (31/3/2015).
Ia juga menyatakan segera mengunjungi RSUD Lewoleba untuk mengetahu lebih detail apa yang sebenarnya sedang terjadi di RSUD.
“Berita soal kematian ibu Emilia ini tidak pernah disampaikan kepada saya. Saya beru tahu ketika membaca berita anda. Dan saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi. Saya janji akan segera tuntaskan masalah ini. Bagi keluarga saya minta untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan, dan saya janji untuk usut masalah ini hingga tuntas,” tegas mantan anggota DPRD NTT ini, seraya menyatakan dukacita secara pribadi dan keluarga juga sebagai wakil bupati kepada keluarga almarhuma Emiliana Lince.
Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Lembata, Lukas Witak, ketika dikonfirmasi media ini mengaku kaget dengan kasus ini setelah ada pemberitaan di mediantt.com.
“Saya pernah pangil pihak RSUD, yakni dokter Yoga dan para bidan di ruang bersalin, namun cerita yang mereka sampakan kepada saya beda dengan apa yang ditulis media. Karena itu, saya akan segera panggil merka untuk klarifikasi masalah ini,” kata Lukas Witak.
“Sebagai PLT Kadis Kesehatan, saya punya kewenanga terbatas, namun sebagai Asisten 2 saya akan panggil dan minta agar RSUD diaudit. Dokter Yoga waktu saya panggil menceritrakan kepada saya bahwa dirinya terlambat menangani,” tegasnya, menambahkan.
Bagi dia, dokter Yoga terkenal jago dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien, tapi ketika mendapat informasi soal kematian almarhuma Ibu Emiliana ini, ia menjadi ragu. “Saya anggap dokter Yoga ini jago tapi ketika mendapat informai ini saya pangil beliau namun beliau sampaikan bahwa kejadian itu sangat cepat dan kasus ibu Emiliana ini lain dari kasus-kasus sebelumnya. Tapi saya janji akan tindak lanjuti dan mencari tahu lebih dalam masalah ini,” tegas Lukas Witak.
Sementara itu, Simeon Lake, tokoh masyarakat Lewoleba kepada media ini mengatakan, dari berbagai kasus yang terjadi selama ini, terutama pada kasus kematian ibu Emiliana, ia melihat ada upaya saling mejatuhkan di RSUD Lewoleba.
“Pandangan saya bahwa di RSUD ada blok-blok yng memungkinkan ada upaya saling menjatuhkan, untuk itu saya minta agar dihentikan kalau hal ini berlanjut hanya akan korbankan masyarakat.
Saya juga berharap direktur dan bupati melihat ini sebagai masalah yang segera ditindak lanjuti, bila perlu segera diindentifikasi para pelaku kejahatan dan beri sanksi tegas terhadap bidan, perawat, dokter dan para medis lainnya yang tidak bertangngjawab atas kerjanya,” tegasnya, berharap.
Ia mengatakan, perlu dicari tahu apakah pada malam tragis bagi Ibu Emiliana itu, apakah karena bidan jaga yang tidak komunikasi dengn dokter atau karena dokter yang terlambat mengambil tindakan? “Perlu segera dicari tahu. Saya heran dengan masalah ini, sebab di masa direktur yang baru ini kenapa kasus kematian meningkat? Ada apa? Evaluasi manajemen RSUD selama ini model apa? Tapi yang terpenting agar segera hentikan blok-blok di RSUD Lewoleba,” saran dia.
Seperti diberitakan, almarhuma Emiliana Lince, warga Desa Lerahinga, Kecamatan Lebatukan, Lembata pada Senin (23/3/2015), yang akan melahirkan di RSUD Lewoleba, harus meregang nyawa hanya karena kelalaian paramedis yang berdinas malam itu, tanpa sempat melahirkan jabang bayinya. Keluarga pun serta-merta menuduh Emilia meninggal karena ‘dibunuh’ oleh paramedis yang lalai itu. (baca: Paramedis RSUD Lewoleba Dituduh ‘Bunuh’ Emiliana dan Bayinya). (steni/jdz)