FDR Black Box Diangkat, CVR Terdeteksi

by -112 views

PANGKALAN BUN – Tim gabungan Basarnas akhirnya telah mengangkat Flight Data Recorder atau FDR, satu dari dua komponen black box. Perangkat itu ditemukan sekitar 1 km dari ekor pesawat.

“Posisi FDR itu terhimpit tumpukan badan pesawat. Penyelam sudah melihat dengan mata kepala sendiri sehingga sudah fixed ketemu,” ujar Dirops Basarnas Marsma SB Supriyadi di Posko Lanud Iskandar Pangkalan Bun hari ini (12/1).

Menurut laporan yang didapat Supriyadi, sinyal CVR atau Cockpit Voice Recorder juga sudah terdeteksi kira-kira 20 meter dari penemuan FDR. “Saya perkirakan kondisinya relatif utuh,” ujar mantan Kapuspen Mabes TNI AU itu.

Terpisahnya dua perangkat black box itu menurut analisis Supriyadi karena pesawat meledak akibat tekanan udara di dalam dan luar pesawat. Nah, ledakan itu terjadi ketika pesawat menabrak air. “Oleh karena itu kan ada nelayan yang sempat mendengar adanya suara ledakan. Itu asalnya dari kabin pesawat,” ujar alumnus Akbari 1982 ini.

Ledakan itu membuat badan pesawat pecah. Oleh karena itu, hasil scan bawah air, selama ini ditemukan sekitar 12 objek yang diduga bagian dari pesawat. Temuan itu ada dalam radius 1 km. Sedangkan jenazah yang selama ini ditemukan kemungkinan penumpang yang terlempar keluar setelah bodi pesawat pecah.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko kembali tampil dalam operasi pencarian AirAsia QZ8501. Moeldoko berkunjung ke Lanud Pangkalan Bun dan rencananya akan memimpin penyerahan black box ke KNKT.

Informasi yang dihimpun, Panglima TNI rencana akan ke KRI Banda Aceh tempat dimana FDR ditempatkan. Namun sebelum itu, Moeldoko juga akan menjadwalkan ke Pelabuhan Kumai untuk melihat ekor pesawat yang akan dipotong oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk keperluaan investigasi.

Danlanud Iskandar, Pangkalan Bun Letkol (Pnb) Jhonson Simatupang membenarkan agenda kedatangan Panglima TNI. Namun dia belum tahu apa kemana saja kegiatan Moeldoko. “Saya belum tahu, sudah saya cek ke sespri juga belum dapat informasi. Namun semua armada baik udara maupun darat sudah kami siapkan untuk keperluan beliau,” ujarnya.

Dari daftar nama di meja posko Lanud Iskandar kemungkinan Panglima TNI hadir bersama Kasal, Kasau dan Pangops AU.

Tak Lebih Dari 50 Persen

Basarnas menduga jenazah penumpang AirAsia QZ8501yang masih tersisa  di dalam laut tak lebih dari 50 persen. Hal itu didasarkan pada penemuan ekor dan hasil slide scan bawah laut.

Dirops Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan kemungkinan pesawat meledak karena tekanan udara sangat kuat. “Meledaknya karena tekanan udara, baik dari dalam maupun luar pesawat. Kondisi itu yang membuat pesawat ambyar,” ujar jenderal TNI AU bintang satu ini.

Pesawat itu diduga meledak ketika menyentuh permukaan air.Dari situ sejumlah jenazah, terutama yang dekat patahan bodi pesawat terlempar dan mengapung.

“Harapan kita jenazah lainnya masih bisa ditemukan lebih banyak lagi di dalam bagian-bagian tubuh pesawat,” ujar Supriyadi.

Menurut dia kemungkinan itu kecil. “Kalau analisis saya jenazah yang tersisa di dalam pesawat mungkin hanya 50 persen dari total jenazah yang belum ditemukan,” katanya.

Saat berangkat dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu (28/12), AirAsia QZ8501 membawa 162 orang, baik penumpang maupun crew. Dari jumlah itu, sebanyak 48 korban telah ditemukan jenazahnya. “Kita upayakan dapat sebanyak-banyaknya korban. Semoga potongan-potongan badan pesawat segera bisa dideteksi,” papar Supriyadi.(jp/jdz)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *