JAKARTA — Lost contact atau kehilangan kontak antara menara ATC dengan pesawat AirAsia menggemparkan hari Minggu terakhir di penghujung 2014. Badan SAR Nasional (Basarnas) memperkirakan pesawat itu jatuh di perairan Bangka Belitung.
“Diprediksikan lokasi kapal berada di sisi timur pulau Belitung,” ujar Direktur Operasional Basarnas, Tatang Zaenudin di Kantor Basarnas, Jakarta (28/12).
Prediksi ini diketahui setelah Basarnas meneliti arah angin dan arus laut di sekitar lokasi. Tiap 6 jam, arus dan arah angin berubah, sehingga memungkinkan objek bergeser lokasi. Tak lupa juga jam keberangkatan dan waktu tempuh pesawat juga diperhitungkan. Hasilnya ditentukan bahwa pesawat jatuh di timur pulau Belitung. Di sisi lain Tatang menjelaskan indikasi kuat bahwa pesawat itu jatuh.
“Pertama, pesawat kalau mendarat pasti terlihat oleh masyarakat. Kedua, menara (Airport Traffic Control) ATC itu bisa berhubungan. Ketiga, penumpang pasti kalau mendarat dan akan menghubungi sanak famili. Tapi tidak ada sampai saat ini,” ujar Tatang menjelaskan.
Saat ini, dia mengaku pihaknya sedang mengorganisir semua anggota. Pergerakan personil Basarnas akan dipusatkan di Pangkal Pinang. Kepulauan Riau untuk berangkat ke lokasi yang diperkirakan. Sudah ada beberapa kapal yang disiapkan untuk menyisir lokasi pesawat.
“Kami telah menyiapkan, 8 buah boat termasuk satu sea rider dengan jenis Rescue Inflatable Boat (RIB) untuk pencarian,” lanjut Tatang.
Basarnas juga sudah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut. Lanal, Lantamal, Polisi Air juga turut dilibatkan. Tatang saat ini sedang mempersiapkan personilnya. Ia mengaku akan menyediakan Helicopter untuk membantu proses penyisiran.
“Ada info dari AL mereka akan menyiapkan Boeing Intai 737, untuk penginderaan lokasi sebenarnya dari pesawat Air Asia yang jatuh,” tukas Tatang.
Pesawat dengan manifest 155 orang itu terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak2, 1 bayi, 2 org pilot, 4 pramugari dan 1 engineering. Sementara ini, Tatang menjelaskan akibat pesawat jatuh mungkin dikarenakan cuaca. Pasalnya, dari info yang ia terima, pilot pesawat meminta ketinggian kapal ditambah.
“Sementara ini diduga penyebabnya karena pilot minta di ketinggian 4400 minta naik menjadi 4700, kemungkinan karena cuaca buruk,” tukas Tatang.
Warna Kelabu
Warna kelabu balut Medsos AirAsia. Itu dipampang AirAsia sebagai ungkapan duka setelah pesawat nomor penerbangan QZ8501 dari Surabaya ke Singapura hilang kontak, Minggu (28/12).
AirAsia mengubah gambar latar dan gambar profil akun resmi Twitter mereka, @AirAsia, dengan warna kelabu. Ada 6 akun Facebook resmi AirAsia yang mengubah warna logonya, yaitu akun Facebook AirAsia Singapura, Australia, Filipina, India, Indonesia, dan AirAsia Internasional.
“Saya pikir saya mengetahui alasan kenapa AirAsia mengubah warna logo menjadi abu-abu. #PrayForAirAsia,” tulis Kee Chyi salah seorang pengikut akun Twitter resmi AirAsia. (ind/jdz)