Mengapa Rally Wisata Bahari Lembata (2)

by -136 views

Percepatan Pembangunan Ekonomi Rakyat

LEMBATA dibawah kepemimpinan Bupati Eliaser Yentji Sunur, ST dan Wakil Bupati Viktor Mado Watun, SH, telah menggagas mau dibawah ke mana Pulau yang kaya tambang Emas ini. Tidaklah heran jika kedua pemimpin “Lembata Baru” itu merumuskan Visi Kabupaten Lembata Tahun 2011-2016 adalah “Terwujudnya Lembata Yang Mandiri dan Produktif Berbasis Potensi Dalam Perspektif Tata Ruang”.

Dalam tempo lima tahun ke depan, Rakyat Lembata harus lebih mandiri dan produktif mengelola seluruh potensi sumber daya yang dimiliki. Percepatan pembangunan ekonomi rakyat menjadi prioritas. “Untuk mewujudkan hal ini, kita harus beri perhatian besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan berbagai usaha ekonomi produktif sekaligus pengentasan kemiskinan. Pada sisi lain, upaya pemberdayaan masyarakat melalui usaha produktif dan ekonomi kretif juga bertujuan meningkatkan lapangan kerja, mengubah pola produksi dan mendorong investasi,” ungkap Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.

Langkah percepatan pembangunan ekonomi rakyat, demikian Bupati Sunur, harus dimulai dengan penataan infrastruktur wilayah, sosial dan budaya. Seperti penataan sarana dan prasarana jalan, air bersih, listrik dan utilitas, perbaikan, pelayanan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat, pemerataan pendapatan dan pembangunan. Selain itu, perlu penguatan hak ulayat/adat dan kelestarian budaya lokal.

Mewujudkan “save our Lembata”/Lingkungan Hidup (konservasi/preservasi sumber daya alam, optimalisasi sumber daya alam dalam keseimbangan ekologi dan biota. Untuk menjabarkan visi (grand desaign) maka ditetapkan Misi Kepala Daerah dengan mewujudkan 6 (enam) Agenda Perjuangan. Yakni, Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah, Peningkatan kualitas sumber daya manusia, Recovery Ekonomi Wilayah, Peningkatan Pendapatan Daerah, Percepatan Pembangunan Infrastruktur, dan Penataan Ruang Berwawasan Lingkungan.

Gagasan cemerlang membangun pariwisata sebagai sektor unggulan bukan sekedar “lip service” , tapi sudah dan sedang gencar dilaksanakan. Langkah ini disadari oleh kedua pemimpin daerah ini. Bahwa Lembata memiliki potensi pariwisata yang sungguh menjanjikan. “Pembangunan Sektor Pariwisata menjadi prioritas pembangunan. Dengan demikian, pengelolaan sektor kelautan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan serta sektor ekonomi lainnya haruslah mendapat perhatian khusus untuk dapat menopang pengembangan pariwisata Lembata,” tegas Bupati Sunur.

Percepatan pembangunan infrastruktur, jalan, listrik, air, sarana ibadah serta sarana sosial lainnya mutlak diperlukan. Pemenuhan kebutuhan dasar dan pembangunan infrastruktur juga diarahkan pada destinasi pariwisata, demi kemajuan pembangunan pariwisata Kabupaten Lembata. Aspek promosi tempat-tempat tujuan wisata di daerah ini juga harus gercar dilakukan agar diketahui dunia luar. Potensi wisata alam, wisata budaya dan wisata bahari merupakan potensi kepariwisataan yang terus dikembangkan.

Menurut Bupati Sunur, triangle line regional planning sebagai model pembangunan dapat diterapkan dalam konsep pengembangan yang memadukan keunggulan dan potensi wilayah pengembangan. Pengelolaan potensi unggulan daerah dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Kawasan Bour dan hinterlandnya, di Kecamatan Nubatukan (Bukit Cinta, Bukit Doa dan sekitarnya), termasuk dalam kawasan strategis ini, sehingga pengembangan pariwisata, baik wisata religi maupun wisata non religi sesuai untuk dilakukan. Saat ini Kawasan Bour yang lazim disebut Wolor Pass, telah dibangun secara bertahap dengan menata Bukit Cinta dan Bukit Doa, yang dimulai dengan penataan pelataran Rest Area.

Infrastruktur ke arah kawasan ini, khususnya jalan, terus diupayakan untuk diperbaiki. Bahkan dibangun jalan yang lebih baik untuk menghadirkan kenyamanan dalam melakukan perjalanan menuju pusat destinasi pariwisata Bour. “Model pembangunan pariwisata pada kawasan ini, yaitu memadukan pariwisata alam (terestrial dan bahari) serta pariwisata religi. Bulan Mei lalu, melalui Program MP3EI, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan dana sebesar Rp 100 miliar untuk membangun kawasan pariwisata Bour ini,” kata Bupati Sunur.

Kawasan pariwisata Bour dipastikan punya prospek berkembang pesat ke depan. Karena itu butuh dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku pariwisata maupun masyarakat. Kawasan Bour bakal berkembang dan menjadi salah satu destinasi pariwisata yang diperhitungkan.

Masyarakat boleh terlibat secara aktif baik perseorangan maupun kelompok dalam berbagai event pariwisata. Buktinya, peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah ada. Kelompok ini harus didorong untuk lebih kreatif dalam program ekonomi kreatif. Keterampilan dan skill dalam kegiatan kerajinan tenun ikat dan souvenir kas Lembata perlu ditingkatkan.

Karena itu, sungguh tepat jika sejak dini SDM pariwisata dipersiapkan secara baik dan handal. Kita yakin, Kawasan Pariwisata Desa Bour bakal berkembang pesat menjadi industri pariwisata. “ Masyarakat harus menjadi pemain dan bukan sebagai penonton di negerinya sendiri. Pemerintah juga berupaya untuk membangun dua destinasi pariwisata lainnnya yaitu destinasi pariwisata Lamalera di Kecamatan Wulandoni dan Desa Bean di Kecamatan Omesuri. Roda ekonomi akan tumbuh pesat. Pendapatan asli daerah ini pun semakin meningkat. Masyarakat Lembata makin sejahtera dan senantiasa tersenyum. (Karolus Kia Burin/Humas Pemkab Lembata)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *