Menyadari dampak dari bahaya pemanasan global yang terus mengancam, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Lembata berupaya menghijaukan lahan tandus dengan Program Kebun Bibit Rakyat (KBR).
Program ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat, sehingga semua pihak berupaya memberdayakan kelompok masyarakat untuk menghijaukan lahan-lahan tandus yang ada dengan program KBR tersebut. Pusat pemberdayaan program kebun bibit rakyat ini dilakukan di 9 kecamatan yang terpusat di 16 Desa se-Kabupaten Lembata.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) KBR 2014, F. Didu Ferdandez, S.Hut, kepada pers beberapa waktu lalu menjelaskan, gerakan menanam pohon menjadi program pemerintah dan produk unggul untuk pertanian dan perkebunan. Program ini dilaksanakan atas kerjasama dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Lembata untuk mengatasi lahan-lahan yang tandus dari beribu-ribu hektar hamparan yang belum diumbuhi pepohonan. “Pemerintah sudah memberikan sumber dana dan pohon untuk dikelolah secara kelompok,” katanya.
Menurutnya, konsep utama KBR merupakan jawaban dari harapan para petani dari 9 kecamatan dalam merehabilitasi hutan. Konsep yang dibangun oleh F. Didu Ferdandez, untuk pemberdayaan masyarakat lewat produk KBR. Pertama; perencanaan yakni rancangan atau gambaran apa yang akan dikerjakan kelompok KBR sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi dalam tim koordinator pelaksana KBR. Kedua, pelaksana yaitu kelompok KBR sebagai pelaku pengumpulan dan pembibitan sesuai dengan dana yang berlaku setiap tahap dalam setahun. Ketiga, pegawas mulai dari tingkat kabupaten (PPK) dan dijalankan secara baik dari setiap pendamping untuk mengawasi berjalannya KBR tersebut.
Didu Ferdandez juga menyebutkan, sumber dana KBR yang diberikan kepada 16 kelompok sasaran yang menjadi tanggung jawab kelompok memperoleh dana dalam setahun sebesar Rp. 50.000.000. Dana ini akan bergulir dalam tiga tahap yakni tahap pertama 40 persen; atau Rp. 20.000.000. tahap dua, 30 persen atau Rp 15.000.000 dan pada tahap yang ketiga 30 persen, atau Rp. 15.000.000. dana tersebut diserahkan langsung kepada koordinator pelaksana KBR. Dari 16 kelompok diberikan 25 ribu anakan dan bisa juga lebih sesuai dengan kemampuan kelompok.
Ia juga menjelaskan, untuk menggerakan lajunya pertanian dan kehutanan, ada 8 koodinator pelaksana KBR di setiap kecamatan diantaranya Antonius Tora, Yohana P. Moron, Yohanes S. Hayo, Lourensius Lodan, Yosep Ola, Agustinus Kopong, Yohanes Loli Molan, dan Valentinus Busa. Dia berharap agar 8 orang ini betul-betul bekerja dengan disiplin dan manajemen harus baik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lembata Bediona Feliks, SP, menjelaskan, tahun 2014 menjadi peningkatan penyediaan bibit berkualitas melalui pembuatan bibit tanaman hutan dan jenis tanaman MPTS yang diserahkan kepada 16 kelompok pengelolah. Lahan Lembata ini masih membutuhkan beribu-ribu pohon yang produktif untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, KBR menjadi kebun contoh dalam pengetahuan mengenai pembuatan persemaian dan penanaman dengan menggunakan benih atau bibit yang berkualitas.
Kabid Kehutanan, Igo Konstantinus,SP.MM mengatahkan, perjalanan KBR sejak tahun 2010-2014 sudah berjalan dengan baik. Untuk tahun 2010 sampai saat ini KBR terealisasi sebanyak 109 unit. Untuk tahun 2014 ini kabupaten Lembata mendapat alokasi 16 unit tersebar pada 9 kecamatan. Pelaksanaan KBR sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan permintaan dari kelompok sasaran pada 16 desa yang sudah ditentukan di setiap kecamatan. (*/jk)