Pintu Masuk Wisata Harus Didandan Indah dan Menarik

by -157 views

Labuan Bajo, mediantt.com – Tekad menjadikan NTT sebagai salah satu destinasi pariwisata dunia mulai serius dipersiapkan. Yang mulai dilakukan adalah mendandani dan merias secara indah dan menarik setiap wilayah yang menjadi pintu masuk wisatawan.

“Kita minta agar enam wilayah atau kabupaten yakni Kabupaten Ende, Sikka, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya dan Belu, harus dikemas dengan menarik karena menjadi pintu kedatangan para wisatawan,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, pada Temu Pemasaran tentang Pengembangan Pasar Pariwisata, di Labuan Bajo, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, rapat temu pemasaran terkait pengembangan pasar pariwisata di enam kabupaten sebagai pintu masuk utama, adalah kesempatan emas bagi semua elemen untuk mendiskusikan berbagai hal terkait dengan nilai jual pariwisata NTT di mata dunia.

Menurutnya, berbicara tentang pariwisata berarti berbicara tentang transaksi ekonomi antara pembeli dan penjual jasa wisata. Jika pasar pariwisata NTT berkembang dengan baik, maka akan semakin banyak pembeli dan penjual jasa wisata yang melakukan transaksi ekonomi. Dan, jika pasar wisata berkembang maka masyarakat NTT mendapatkan nilai tambah ekonomi yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan kesejahteraan.

“Keenam kabupaten yang menjadi pintu masuk arus barang, jasa dan orang diharapkan menjadi ‘ pintu dan jendela’ yang menarik bagi rumah NTT. Sebelum wisatawan melakukan perjalanan ke rumah NTT, mereka terlebih dahulu melewati ‘pintu dan jendela’ utama. Untuk itu, keenam kabupaten tersebut harus bisa menyiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik bagi para tamu sebelum mengelilingi NTT,” katanya, mengingatkan.

Kata dia lagi, bagi tiga kabupaten yaitu Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur, pasar wisata yang ada di wilayah itu harus dikembangkan secara maksimal. “Artinya, obyek-obyek wisata di ketiga kabupaten ini harus ditata, dikelola, dikemas, dan dikembangkan sehingga menjadi menarik bagi wisatawan,” katanya.

Ia juga mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT memiliki komitmen yang kuat untuk membangun pariwisata NTT sebagai salah satu dari enam program unggulan. Jika dalam RPJMN 2015-2019 ditetapkan lima pilar ekonomi Indonesia, antara lain pangan, maritim, pariwisata, energi dan industri, maka dalam RPJMD Provinsi NTT 2013-2018, ditetapkan enam program unggulan yaitu jagung (pangan), ternak, koperasi, cendana, perikanan, kelautan dan pariwisata. “Keenam program unggulan NTT ini sejalan dengan lima pilar ekonomi yang ditetapkan oleh Pemerintah Jokowi-Jk untuk lima tahun ke depan. Pemprov NTT dan pemerintah kabupaten/kota diharapkan bisa menerjemahkan kebijakan nasional tersebut sehingga memiliki daya ungkit dalam memajukan ekonomi NTT,” tegasnya.

Menurutnya, NTT kaya dengan obyek wisata, baik wisata alam, seni budaya maupun wisata minat khusus dan wisata ritual keagamaan yang jika dimanage dengan baik, sehingga bias menjadikan NTT sebagai pasar wisata dunia.

Aspek kelembagaan, SDM, dan sarana prasarana pun, sebut dia, harus ditingkatkan sehingga pasar yang marak ini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Untuk memajukan pasar wisata di NTT, lanjut dia, diperlukan koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata, seluruh stakeholder dan seluruh mitra kerja pariwisata dimanapun, sehingga tampilan pariwisata lebih profesional dalam memberikan pelayanan agar para wisatawan merasa puas, nyaman dan aman dalam melalukan kunjungan wisata termasuk di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.

Masih Ada Kendala

Ia mengatakan, tujuan dilaksanakan temu pemasaran tersebut adalah menginformasikan hasil analisa pasar wisatawan yang menjadi prioritas dan potensial; menyamakan persepsi dalam memasarkan potensi pariwisata di NTT; mengembangkan jaringan kerjasama promosi pariwisata dengan berbagai sektor; meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan bagi wisatawan dan meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke NTT.

“Kita juga harus jujur katakan bahwa masih ada berbagai kendala yang menghambat wisatawan datang ke NTT, antara lain, belum tersedianya usaha pariwisata yang representatif, pengelola usaha pariwisata belum bisa mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan dan masih banyak usaha jasa pariwisata yang belum memiliki standar yang sesuai peraturan yang berlaku,” katanya.

Dengan melihat dasar permasalahan tersebut, kata dia, kegiatan tersebut dikemas dan dibahas bekerjasama dengan sektor pendukung dan mitra pariwisata, baik di kabupaten Manggarai Barat maupun Manggarai dan Manggarai Timur. ”Kami berharap agar kerjasama ini tetap dipertahankan dan terus dilaksanakan setiap tahun demi memajukan perkembangan pariwisata di NTT,” pintanya.

Ketua Panitia Agustinus Harun dalam laporannya mengatakan, arah pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan sesuai prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, berorientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, pelestarian lingkungan hidup, tatakelola yang baik, terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, lintas pelaku, dan mendorong kemitraan sektor publik dan privat.

Disisi lain, sebut Harun, pembangunan kepariwisataan di tingkat nasional dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata, mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab, mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan kelembagaan kepariwisataan dan tatakelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan industri pariwisata secara profesional, efektif dan efisien. Sedangkan sasaran pembangunan kepariwisataan adalah peningkatan jumlah kunjungan, pergerakan wisatawan, penerimaan devisa, pengeluaran wistawan mancanegara dan nusantara, serta produk domestik bruto di bidang kepariwisataan.

Data kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke berbagai daya tarik wisata yang ada di NTT selama lima tahun terakhir (2010-2015), diketahui adanya peningkatan jumlah kunjungan setiap tahun. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan memperbesar jumlah pengeluaran biaya wisatawan selama berada di daerah ini, maka dukungan dari stakeholder sangat dibutuhkan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, antara lain, jumlah kunjungan yang terus meningkat, semakin lama wisatawan berada di daerah ini, semakin besar pengeluaran biaya wisatawan di lokasi wisata, maka pemerintah dan semua stakeholder yang berhubungan dengan kepariwisataan perlu bekerjasama.

Nah, sesuai kenyataan yang ada, masih terdapat permasalahan dan kendala yang dialami oleh berbagai wisatawan selama melakukan kunjungan ke daerah ini. Berbagai kendala tersebut antara lain, kesulitan dalam makanan, penginapan, komunikasi, transportasi, dan jasa lainnya. “Untuk itu , dirasakan perlu dan penting untuk terus dilakukan rapat temu pemasaran terkait pengembangan pasar pariwisata NTT di enam kabupaten/kota sebagai pintu masuk utama,” katanya.

Harus Dikembangkan

Sementara itu, dari Atambua dilaporkan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT terus mendorong pembangunan ekonomi berbasis jasa pariwisata untuk kepentingan turis asing dari negara Timor Leste, meskipun jumlahnya tidak terlalu signifikan.

“Selama ini orientasi kita hanya pada sektor pertanian, peternakan, perikanan dengan mengabaikan sektor ekonomi berbasis pariwisata di daerah perbatasan. Sehingga pada kesempatan ini, saya minta agar wisata di daerah perbatasan harus dikembangkan,” kata Kadis Marius Ardu Jelamu pada temu Pariwisata Perbatasan di Atambua, beberapa waktu lalu.

Ia meminta semua stakeholder untuk mempromosikan obyek wisata dan hasil kerajinan rakyat di daerah perbatasan ke negara Timor Leste. Kegiatan temu pariwisata tersebut untuk pengembangan pasar khusus dan promosi serta membuka akses pasar dan permodalan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan sektor jasa pariwisata di tapal batas.

Menurutnya, jika pengembangan sektor pariwisata sudah berjalan baik, otomatis akan mendorong pertumbuhan ekonomi jasa pariwisata dan ekonomi kreatif di perbatasan kedua negara. “Kita akan dorong supaya pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di daerah perbatasan dapat berjalan dengan baik,” katanya. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *