Perairan NTT Dilanda Gelombang 6 Meter, Tidak Ganggu Pelayaran Feri

by -195 views

KUPANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gelombang setinggi 4-6 meter berpotensi terjadi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam beberapa hari ke depan. Namun tidak mengganggu pelayaran kapal feri.

“Kondisi ini dipicu oleh pola sirkulasi angin di Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai dan pusat tekanan rendah 1008 hPa di Samudera Pasifik Utara Papua,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalodi Kupang, Kamis (27/6).

Ia menjelaskan, pola angin di wilayah utara ekuator umumnya bertiup dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur–Tenggara dengan kecepatan 4-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi, kata dia, terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Selat Karimata, dan Laut Arafuru.

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, kata Ota Thalo dan menambahkan tinggi gelombang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Flores, Selat Lamakera–Selat Boling, Selat Alor, Selat Ombai.

Tinggi gelombang 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di Selat Sape, Perairan Selatan Kupang–Pulau Rote, Laut Timor Selatan dan Laut Sawu, sedang tinggi gelombang 4.0 – 6.0 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba, Perairan Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Tak Ganggu Pelayaran

Secara terpisah Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang Burhan Zahim mengatakan, gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di wilayah perairan laut NTT saat ini, tidak mengganggu pelayaran antarpulau di wilayah ini.

“Sampai hari ini, pelayaran antarpulau masih normal. Belum ada pembatalan pelayaran karena alasan gelombang,” kata Burhan Zahimdi.

Menurut dia, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang untuk semua lintasan penyeberangan di wilayah itu, dan sejauh ini jalur pelayaran untuk kapal-kapal ferymasih cukup aman untuk dilalui. “Kami akan selalu mengikuti perkembangan cuaca di wilayah perairan laut, khususnya pada jalur pelayaran yang dilalui kapal-kapal fery,” katanya.

Disamping itu, pihaknya juga sudah mengingatkan seluruh nahkoda kapal untuk tidak memaksakan kehendak untuk melanjutkan pelayaran, jika kondisi di wilayah perairan laut tidak memungkinkan, kata Burhan. (ant/jdz)