Medah Ajak Petani Adonara Kembangkan Kelapa Terpadu

by -121 views

Horowura, mediantt.com — Senator/Anggota DPD RI asal Provinsi NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah mengajak warga masyarakat Adonara untuk mengembangkan pengolahan kelapa menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomis sangat tinggi.
“Kelapa tidak hanya dimanfaatkan untuk kopra saja tetapi dari sabut dan tempurungnya serta air kelapanya dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Saya berusaha terus untuk mendatangkan mesin pengolahannya di Adonara,” kata Ibrahim Medah ketika bertatap muka dengan masyarakat Desa Horowura, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, Selasa (7/7/2015).
Mantan Bupati Kupang dua periode itu menjelaskan, Adonara memiliki potensi kelapa yang tidak terhitung jumlahnya bahkan mencapai ribuan hektar. Karena itu, dibutuhkan sedikit teknologi untuk mengolahnya menjadi beberapa produk yang bermanfaat untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Kelapa, kata dia, bisa diolah tempunrungnya menjadi arang briket dan asap cair, serta airnya bisa diolah menjadi natadecoco.
”Seluruh yang ada di kelapa punya nilai uang. Saya sudah kontak salah satu Dirjen di Kementrian Perindustrian untuk bertemu Menteri Perindustrian dan akan saya sampaikan proposal dari para kelompok petani kelapa dan saya akan gambarkan soal potensi di Adonara, sehingga bantuan dari Kementrian itu menjadi cikal bakal untuk lahirkan industri-industri rumah tangga yang memberikan nilai tambah bagi petani,” katanya.
Mantan Ketua DPRD NTT itu mengatakan, untung saja hingga saat ini belum ada investor besar yang masuk ke Adonara dan menangani semua hasil bumi yang ada. “Kalau sudah ada investor besar, maka tidak akan ada industri rumah tangga, sehingga ini kesempatan bagi masyarakat di Adonara untuk menjadi investor sendiri dan mengolah sendiri potensi alamnya,” kata Medah.
Yang jadi soal saat ini, lanjut dia, adalah inovasi dan kemauan yang kuat dari masyarakat. Kita siap membantu inovasinya, dan setelah itu akan terbuka dengan sendirinya modal kerja dan pasar,” katanya.
Medah yang kini menjadi anggota Komite II DPD RI itu mengaku tertarik dengan konsep dan rencana kerja yang diajukan Koordinator Kelompok Petani Kelapa “Tapo Dewa” Marianus Wao Lein, yang telah memulai dengan pengolahan kelapa terpadu di Flores Timur. “Apa yang diimpikan Marianus, akan segera terwujud, dan potensi kepala sangat besar di sini, sehingga tidak bisa hanya Marianus sendiri tetapi harus menjadi perjuangan bersama masyarakat. Sudah saatnya kita menjadi tuan di negeri sendiri dengan memanfaatkan potensi kita yang ada,” katanya, mengingatkan.
Kepala Desa Horowura Lambertus Ola Rapok pada kesempatan itu mengatakan, dengan potensi yang besar di wilayah itu jika ditunjang dengan sarana transportasi yang memadai, maka nilai jual semua potensi menjadi tinggi dan masyarakat lebih cepat sejahtera. “Kami inginkan ada sebuah kapal barang yang khusus mengangkut hasil bumi di Adonara ini ke luar daerah sehingga tidak harus melalui pedagang-pedagang atau tengkulak yang selalu mempermainkan harga dengan alasan transportasi,” katanya.
Koordinator Kelompok Petani Kelapa “Tapo Dewa” Marianus Wao Lein menjelaskan, pihaknya bersama para petani sudah mulai membentuk kelembagaan untuk mengolah potensi kelapa terpadu di Adonara dan Flores Timur. Namun yang menjadi kendala adalah sentuhan teknologi dari pemerintah pusat dan permodalan yang nantinya akan dikelola dalam Koperasi yang melibatkan para petani kelapa. “Kami menaruh harapan besar kepada Senator Ibrahim Medah yang kami kenal sangat peduli dengan masyarakat di pelosok-pelosok untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Kami juga harapkan bantuannya agar mesin pengolahan kelapa itu bisa segera datang,” ujar Marianus.
Menanggapi itu, Ibrahim Medah mengatakan, pihaknya siap membantu berkoordinasi dengan Gubernur NTT dan Kementrian terakit, diantaranya Menteri Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Perhubungan, agar semua kendala yang selama ini dihadapi bisa teratasi. “Saya akan sampaikan ke Gubernur agar kapal-kapal perintis yang dibantu dari pusat dimaksimalkan untuk melayari rute Adonara, Flores, Lembata sampai ke Surbaya atau Makasar sehingga hasil bumi yang ada tidak dipermainkan oleh pengusaha yang membuat harganya menurun dan merugikan petani,” katanya. (laurens leba tukan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *