Gubernur NTT Bertekad Kembalikan Kupang sebagai Gudang Ternak

by -163 views

FATUTETA – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta masyarakat untuk membaca berbagai peluang usaha. Masyarakat juga diharapakan ikut berdaya membangun rantai nilai (value chain), untuk menghasilkan berbagai produk pertanian dan peternakan.

Permintaan Gubernur NTT itu disampaikan dalam kunjungan kerjanya di Desa Fatuteta Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Rabu (13/3). Kunjungan ini untuk melihat lokasi pengembangan kelor dan lamtoro keramba di atas lahan seluas 200 hektar. Secara simbolis, lahan tersebut diberikan oleh Keluarga Besar Amheka kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk dijadikan lahan percontohan.

“Kita akan kembalikan Kabupaten Kupang sebagai gudang ternak. Kita siapkan dengan benar lahan, pakan dan sumberdaya manusianya. Saya minta Pak Sekda tolong sampaikan kepada semua kepala desa, perkuat data statistik desa” kata Gubernur Viktor seraya memuji Kepala Desa Fatuteta yang menyampaikan profil desanya dengan rigit, dalam sekapur sirihnya.

“Kita semua diberi kesempatan untuk membangun diri, membangun keluarga dan masyarakat. Selain untuk kepentingan sesama manusia, bekerja juga menjadi bekal kehidupan kita di akhirat,” tegas Viktor memotivasi sambil menyebut niatnya untuk mngembangbiakan jenis Sapi Wagio asal Jepang di NTT.

Ia juga mengajak masyarakat untuk membangun kerjasama dengan Perusahaan Daerah (PD) Flobamor. Baginya, momentum kebangkitan PD Flobamor harus dimanfaatkan untuk bersama-sama bergandengan tangan, membangun ekonomi keluarga. Dengan semangat ia meminta masyarakat Kabupaten Kupang untuk lebih giat memelihara ternak, menanam kelor dan lamtoro keramba. Secara khusus, Peprov NTT juga akan memberikan bantuan 100 ekor sapi untuk dikembangbiakkan.

Sementara itu, Kepala Desa Fatuteta, Osias Amheka menyampaikan rasa bangganya atas kunjungan gubernur. “Kami merasa ada kebangaan tersendiri dengan kehadiran Bapak Gubernur hari ini. Kehadiran Bapak ini membawa kebaikan, menunjukan perhatian bagi kami masyarakat Fatuteta. Kami berharap agar Pemerintah Provinsi NTT dapat berjalan bersama kami,” harap Osias.

Pensiunan pegawai statisitk itu memaparkan sejumlah data tentang desa yang dipimpinnya. Desa dengan 715 jiwa itu masih memiliki 69 keluarga yang masuk kategori miskin. Meskipun begitu, dengan 462 orang tenaga kerja produktif, mereka yakin dapat memperbaiki kualitas hidup warga desa.

“Kami yakin Bapak Gubernur juga tidak akan melipat tangan, tidak juga menutup mata bagi kami. Sejak kemarin kami telah menanam 500 anakan kelor, hari ini dilanjutkan lagi dengan penanaman 300 pohon anakan kelor,” tambah Osias sambil menyebutkan sumur bor dan air bersih sebagai kebutuhan desanya.

Ditemui di sela-sela acara, dr. Robert Amheka berjanji untuk mengusahakan pengembangbiakan bantuan 100 ekor sapi yang dipercayakan kepada mereka. Ia juga menyanggupi permintaan gubernur untuk tidak menjadikan momentum hari itu sebagai seremoni pembukaan lahan saja. Dua tahun lalu mereka memulai menanam kelor seluas empat hektar.

“Memang kami memiliki areal, lahan tidur yang cukup luas. Sedangkan taraf hidup masyarakat di sini masih rendah, buktinya cukup banyak penduduk tergolong miskin dan menderita stunting. Padahal kalau lahannya diolah dengan baik maka semua masalah itu pasti tidak ada. Tahun lalu juga ada rencana kerjasama pengembangan ternak dengan Pemerintah DKI di atas areal seluas 430 hektar. Namun karena tidak dilakukan, maka masyarakat di sini meminta kepada Bapak Gubernur agar Desa Fatuteta bisa dijadikan sebagai daerah percontohan program gubernur dan beliau merestuinya,” jelas salah-satu anggota keluarga Amheka yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang itu. (luki/hms)

Ket Foto : Gubernur NTT Viktor Laiskodat menanam anakan kelor do Fatuteta, Kab Kupang.