Gubernur Ingatkan, Makan Jagung Tidak Berarti Miskin

by -139 views

Kupang, mediantt.com — Kendati terus mendapat kritik atas program jagung yang digulirkan Gubernur NTT Drs Frans Lebu Raya dan Wagub Beny Litelnoni, namun Gubernur Lebu Raya tetap optimis dengan program yang tengah berproses ini. Sebab, menurut dia, makan jagung itu bukan berarti miskin. Karena itu, ia terus mengajak semua komponen masyarakat untuk mengkampanyekan makan jagung.

Dalam jumpa wartawan di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, Minggu (16/8/2015), Gubernur Lebu Raya yang didampingi Asisten I Yohana Lisapaly, menjelaskan, data hingga April 2015 menunjukkan produksi jagung di NTT meningkat hingga 6000 ton lebih, dan diperkirahkan akhir tahun ini bisa mencapai 7000 ton lebih.

“Itu baru jagung. Kita belum bicara kacang-kacangan, umbi-umbian dan lain. Pemahaman soal pangan harus kita luruskan, karena kita selalu pikir tentang beras. Padahal, ada juga jagung yang harus terus-menerus kita kampanyekan. Saya mengajak teman-teman wartawan kita kampanyekan, makan jagung. Makan jagung bukan berarti miskin. Makan jagung itu martabat tidak turun, justru martabat kita naik karena makan dari hasi kerja keras sendiri,” tandas Gubernur Lebu Raya.

Ditanya soal kekeringan yang saat ini sedang melanda seluruh wilayah Indonesia, termasuk NTT, Lebu Raya menuturkan,  “Masalah kekeringan terjadi dimana-mana dan elnino akan berpengaru besar. Kalau ketersediaan pangan di NTT sampai saat ini cukup. Di Gubernur masih ada 200 ton beras, setiap bupati mempunyai kewenangan 100 ton dan jika kurang akan ditambah,” katanya.

Gubernur juga mengatakan, perkembangan koperasi di NTT amat menggembirakan dan terus meningkat dari waktu ke waktu, hingga saat ini. “Sampai dengan tahun 2014 ada 3130 unit koperasi, dengan rincian koperasi aktif 2.818 unit dan tidak aktif 312 unit,” sebut Gubernur.

Menurutnya, dengan jumlah koperasi itu, tenaga kerja yang terserap saat ini mencapai 6.857 orang yang memberikan pelayanan kepada 698.470 orang. Dia menjelaskan, dari segi keuangan, koperasi di Nusa Tenggara Timur telah memiliki modal sendiri sebesar Rp 1.161 miliar lebih, atau meningkat sebesar Rp 448 milyar lebih dari tahun 2013.

“Modal luar sebesar Rp 1.662 miliar lebih atau mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar Rp 466 milyar lebih,” katanya.

Untuk Sisa Hasil Usaha (SHU), lanjut dia, pada tahun 2014 sebesar Rp 211 miliar lebih, atau lebih tinggi dibandingkan dengan SHU pada tahun 2013 yang nilainya sebesar Rp 159 miliar, atau telah mengalami peningkatan sebesar Rp 52 miliar.

“Peningkatan ini diperoleh dari volume usaha sebesar Rp 2.569 miliar lebih,” ujarnya

Atas kerja keras dan komitmen membangun koperasi sejak tahun 2012 hingga 2014, Provinsi NTT ditetapkan sebagai Provinsi Penggerak Koperasi. Sementara 18 dari 22 kabupaten di NTT juga ikut ditetapkan sebagai kabupaten penggerak koperasi.

“Dengan perkembangan koperasi itu, lima koperasi berhasil menyabet penghargaan sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional, 17 koperasi berprestasi tingkat provinsi dan tujuh koperasi berprestasi lingkup SKPD tingkat provinsi NTT. Selain itu, 11 putra NTT juga berhasil meraih penghargaan bhakti koperasi dan UMKM tingkat nasional,” papar Lebu Raya. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *