Dukung Ketahanan Pangan, Kempupera Bangun Dua Bendungan di NTT

by -116 views

JAKARTA — Untuk mendukung ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera), pada tahun 2015, akan membangun 13 bendungan baru dengan total biaya konstruksi Rp 11,72 triliun, dengan volume 894,2 juta m3. Dua diantaranya dibangun di NTT yakni Raknamo di Kabupaten Kupang dan Rotlikod di Kabupaten Belu.

Demikian dikatakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera), Basuki Hadimuljono, dalam acara konferensi pers di kantornya, Kamis (26/2/2015).

Ia mengatakan, bendungan tersebut diantaranya adalah Raknamo (Kabupaten Kupang, NTT), Pidekso (Kabupaten Wonogiri, Jateng), Logung (Kabupaten Kudus, Jateng), Lolak (Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut), Keureuto (Kabupaten Aceh Utara, NAD), Passeloreng (Kabupaten Wajo, Sulsel), Tanju (Kabupaten Dompu, NTB), Mila (Kabupaten Dompu, NTB), Bintang Bano (Kab. Sumbawa Barat, NTB), Karian (Kabupaten Lebak, Banten), Tapin (Kabupaten Tapin, Kalsel), Rotlikod (Kabupaten Belu, NTT), Telagawaja (Kabupaten Karangasem, Bali), dan Muara Sei Gong (Batam).

Selain itu, Kempupera juga pembangunan irigasi baru dan lanjutan, untuk pembangunan seluas 0,18 juta hektare dengan besar anggaran Rp 4,6 triliun. Pembangunan irigasi tersebut meliputi 13 provinsi lumbung pangan nasional yaitu, Aceh, Sumut, Sumsel, Sumbar, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Kalsel, Kalbar, Sulsel, dan Sulteng. Namun juga pembangunan dilaksanakan di provinsi bukan lumbung padi nasional di antaranya adalah Riau, Jambi, Papua, Kepulauan Riau dan lain-lain.

Selanjutnya, kata Basuki, adalah rehabilitasi irigasi yang dilaksanakan tahun 2015 sesuai dengan APBN Tambahan 2015 seluas 0,47 hektare dengan anggaran Rp 4,09 triliun sama seperti pembangunan irigasi baru, rehabilitasi juga dilaksanakan di 13 provinsi lumbung pangan nasional, serta irigasi waduk dan irigasi prioritas (bukan termasuk lumbung padi nasional).

Ia mengatakan, program Kempupera lainnya adalah pengendalian daya rusak air, yaitu pengamanan pantai yang terdiri dari pembangunan sepanjang 42,25 km dengan besar anggaran Rp 1,3 triliun dan rehabilitasi sepanjang 0,87 km dengan besar anggaran Rp 0,009 triliun.

Lalu ada pengendalian banjir berupa pembangunan sepanjang 215 km dengan besar anggaran Rp 3,5 triliun dan rehabilitasi sepanjang 90 kilometer dengan besar anggaran Rp 0,25 triliun dan selanjutnya adalah pengendalian sedimen/lahar berupa pembangunan sebanyak 144 buah dengan besar anggaran Rp 0,39 triliun dan rehabilitasi sebanyak 21 buah dengan besar anggaran Rp 0,23 triliun.

Sedangkan untuk program dari tahun 2015-2019, Kempupera akan membangun sebanyak 65 waduk. Selain itu, akan membangunan dan merehabilitasi irigasi, yang terdiri dari 1 juta hektare pembangunan jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta hektare irigasi.

Selanjutnya, kata dia, adalah penyediaan dan pengelolaan air baku tahun 2015-2019 yakni dengan meningkatkan layanan air baku 109,63 m3 per detik. “Saat ini kan layanan air baku cuma 56 m3 per detik,” kata dia.

Ia mengatakan, penanganan daya rusak air di antaranya adalah pengamanan kawasan rawan banjir seluas 200.000 hektare, normalisasi sungai sepanjang 3.000 kilometer, pengamanan abrasi pantai sepanjang 500 kilometer dan pembangunan pengendali sedimen lahar gunung berapi sebanyak 300 buah. (sp/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *