Pekerja Profesional Yang Selalu Taat Aturan

by -265 views

Sosoknya sederhana, dan apa adanya, tapi punya kredibilitas dan kapabilitas yang mumpuni untuk profesi yang sedang digeluti saat ini. Itulah kesan yang muncul ketika pertama kali bertatap muka dengan Putra Pulau Romantis, Adonara, Bonefasius Ola Masan, SE, Kepala Bank NTT Cabang Maumere. Prinsip dan spirit yang membingkai seluruh kiprahnya adalah ketaatan pada aturan, bukan kepada orang. Bagaimana profilnya?

KETIKA ditemui mediantt.com di ruang kerjanya lantai dua Kantor Bank NTT Cabang Maumere, Selasa (27/1/2015) sekitar pukul 11.30 WIta, Boni –begitu sapaan akrabnya– tampak sedang menjalankan tugasnya sebagai bankir profesional dengan setumpuk pekerjaan. Di sela kesibukan tersebut, ia masih berkesempatan menerima LIKURAI untuk sebuah wawancara.

“Prinsip saya dalam bekerja adalah taat kepada aturan atau regulasi, bukan taat atau berlindung kepada orang, karena akan mencelakakan diri sendiri,” begitu kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, jurusan Ekonomi Managemen ini.

Boni berkisah, ia mengawali karirnya sebagai karyawan Bank NTT sejak tahun 1996, dengan penempatan pertama di Kantor Bank NTT Cabang Waingapu, Sumba Timur. “Saya mengawali karir sebagai karyawan Bank NTT di Cabang Waingapu sejak tahun 1996. Saat itu saya ikut test di Kupang kemudian lolos dan ditempatkan di Cabang Waingapu,” tutur pria berkaca mata ini.

Menurutnya, setelah kurang lebih enam tahun mengabdi di Waingapu, pada tahun 2002, ia dimutasi ke Bank NTT Cabang Larantuka dengan posisi sebagai Kepala Seksi Dana Jasa hingga tahun 2006. Selanjutnya, kata dia, dari tahun 2006-2009, dipercayakan oleh managemen Bank NTT untuk menjadi Wakil Pemimpin Cabang Larantuka. “Dari Larantuka, saya dimutasi ke Cabang Lewoleba sebagai Kepala Cabang dari tahun 2009-2012. Lalu pada tahun 2012 sampai sekarang menjadi Kepala Bank NTT Cabang Maumere,” kata ayah tiga orang anak ini.

Putra Adonara kelahiran Desa Lamabelawa, Kecamatan Witihama ini, juga bercerita, pengalaman tersulit dalam menapaki karir sebagai karyawan Bank NTT adalah ketika menghadapi kredit macet di Cabang Lewoleba. Saat itu, sebut dia, ia harus bekerja keras dengan kemauan dan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan masalah tersebut, karena nilai kredit macet atau yang disebut Non Performing Loan (NPL)-nya 2,5 persen, turun menjadi 1,2 persen. “Itulah pengalaman saya yang tersulit, tapi dengan komitmen, kemauan dan keuletan, saya berusaha menyelesaikan masalah tersebut,” tegas Boni.

Sementara pengalaman yang menyenangkan selama berkarir sebagai karyawan Bank NTT, sambung dia, adalah ketika melaksanakan rutinitas pekerjaan dengan perasaan senang tanpa ada beban apapun. “Saya menikmati pekerjaan ini dengan perasaan senang, dan puas, apalagi pekerjaan yang dilakukan mencapai target,” tutur mantan aktifis mahasiswa API Renha Rosari Kupang ini.

Diakhir obrolan dengan LIKURAI, Kacab yang selalu memberikan briefing kepada karyawannya setiap memulai aktifitas setiap hari ini, mengaku selalu berpegang pada spirit bahwa segala pekerjaan yang berhasil selalu diawali dengan doa. “Semua keberhasilan, semua keberuntungan itu semata karena kehendak Tuhan, bukan kemampuan kita sendiri. Karena itu, setiap hari kami selalu mengawali dengan doa,” katanya.

Ia menambahkan, untuk menjalin komunikasi dengan bank-bank lain yang juga menjadi mitra kerja di Kabupaten Sikka, maka setiap bulan selalu ada pertemuan rutin dengan seluruh pimpinan bank yang ada di Maumere, SIkka, melalui forum bersama yang disebut Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sikka. “Di forum ini kita berdiskusi banyak hal tentang dunia ekonomi dan perbankan,terutama membahas isue-isue strategis di bidang finansial. Jadi komunikasi kita dengan bank lain baik, meski kita selalu bersaing ketat merebut nasabah,” tandas Boni. (josh diaz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *