Melirik Potensi Biji Gewang untuk Menunjang Pariwisata

by -773 views

KUPANG – Pemerintah Kota Kupang, melalui Dinas Pariwisata, mulai melirik potensi biji gewang sebagai bahan dasar pembuatan asesoris yang bisa dijual kepada wisatawan di lokasi obyek wisata. Sebab, Pohon Gewang telah dianggap sebagai salah satu simbol pariwisata NTT yang menyimpan banyak potensi yang belum diolah.

Tumbuhan gewang termasuk monocarpic, berbunga terminal, dan selesai berbunga dan berbuah, akan mati. Umur berbuah tumbuhan gewang diperkirakan di atas 15 tahun. Jumlah buah gewang ribuan biji dan saat masak akan jatuh dan tersebar di bawah pohon. Sebagian biji terbuang dan sebagian biji akan berkecambah dan bertumbuh menjadi tumbuhan gewang muda.

Tumbuhan gewang yang toleran dan telah beradaptasi di lahan dan iklim kering seperti NTT, dan ternyata memiliki manfaat sangat besar bagi masyarakat. Juga, sangat berpeluang untuk dikembangkan dengan sentuhan teknologi yang tepat.

Bagi penduduk Nusa Tenggara Timur, tumbuhan gewang memegang peranan penting dalam kehidupannya, karena hampir seluruh bagian tanaman ini dimanfaatkan, mulai dari batang, pelepah, daun, bunga dan buah. Ribuan biji gewang yang selama ini terbuang dan tak dimanfaatkan, bisa dijadikan aset bagi pariwisata NTT.

Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pariwisata memberdayakan potensi masyarakat di obyek wisata dengan menyelenggarakan “Pelatihan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata Tahun Anggaran 2016” dengan sasaran kelompok usaha pariwisata di Desa Wisata Lasiana, dan kegiatan pengembangan daerah tujuan wisata TA 2017, yang dititikberatkan pada kelompok usaha pariwisata di Kelurahan Nunhila dan Oesapa Barat.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang, yang juga Ketua Panitia, Dra Ester Muhu, kegiatan ini dilakukan untuk pengembangan destinasi wisata di lokasi Pantai Batu Kapala, Kelurahan Nunhila dan Eko Wisata Manggrove.

“Para peserta diberikan pelatihan teori dan praktik cara pembuatan aksesesoris dari gewang yang terdiri dari kalung, anting dan gelang dan souvenir berupa gantungan kunci dari buah gewang, kemudian setelah mendapatkan pelatihan para peserta juga diberi bantuan satu paket peralatan dan bahan baku pembuatan aksesoris dan souvenir biji gewang,” jelan Ester.

Ia juga mengatakan, pelatihan bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Nice Handycraft Kupang. “Pelatihan pembuatan aksesoris gewang dilaksanakan di Hotel Naka dari tanggal 23-24 Mei 2017,” katanya.

Pelatihan dirancang dari perhitungan harga hingga packing/pengemasan. “Ini merupahkan pelatihan pertama yang dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Kupang,” ujarnya.

Pimpinan Nice Handycraft Kupang, Nining Estiningsih, ketika dihubungi mengatakan, setiap pelatihan diharapkan kelompok yang telah ikuti pelatihan dapat menjadi pengrajin biji gewang dan dapat memasarkan hasil kerajinan aksesoris dan souvenir gewang.

Ia berharap Kupang bisa mempunyai semacam pusat pemasaran kerajinan serupa pusat handycraft atau pasar handycraft dan dapat difasilitasi oleh pemerintah. (rony b)

Ket Foto : Para peserta pelatihan aksesoris dan souvenir biji gewang pose bersama pimpinan Nice Handycraft.