Kita Beragam, Kita Indonesia

by -135 views

JAKARTA –Puluhan orang mengarak bendera Merah Putih raksasa mengelilingi Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Dari jembatan penyeberangan di depan Wisma Nusantara, Jl MH Thamrin, dengan iringan lagu-lagu patriotik, bentangan Sang Saka tampak gagah dikawal puluhan barongsai, pasukan sisingaan, dan penari reog ponorogo. Belasan ribu orang yang memadati kawasan Bundaran HI bahkan sempat kor ketika Indonesia Raya berkumandang.

Setelah itu, berbagai kesenian Indonesia giliran dipertontonkan seperti Tari Kecak, tabuh gamelan dan balaganjur khas Bali lengkap dengan ogoh-ogoh patung Ganesha, barongsai diiringi tabuhan genderang, reog ponorogo, Tari Barong, Tari Pujangganong, dan Jatilan khas Ponorogo di sepanjang Jl Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman.

Itulah momen-momen parade kebudayaan bertajuk Kita Indonesia yang berlangsung di kawasan Bundaran HI, kemarin.

Tampak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Tantowi Yahya, Prananda Paloh, dan aktivis parpol lainnya. Mereka menyerukan pen­tingnya persatuan di tengah keberagam­an.

Hadir pula anggota Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, tokoh-tokoh Pengurus Besar NU, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Konferensi Walige­reja Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, dan Majelis Tinggi Keagamaan Konghucu Indonesia.

Surya Paloh mengajak peserta parade untuk merawat kebinekaan sebagai perekat kesatuan bangsa. Potensi besar Indonesia akan maksimal jika seluruh bangsa bersikap toleran dan menghormati satu sama lain.

“Kita memiliki semua persyaratan untuk menjadi bangsa yang kukuh dengan memegang teguh anugerah Yang Maha Esa. Namun, (potensi itu) tidak akan tercapai kalau kita saling menghujat, kalau kita tidak percaya satu sama lain, kalau kita menistakan satu sama lain. Persyaratannya kita harus bersatu,” kata Surya di depan belasan ribu peserta parade.

Tugas untuk mempersatukan Indonesia, lanjut Surya, kini berada di tangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Kita beri tugas kepada Jokowi-JK bekerja lebih keras lagi, dekat dengan rakyat, dan konsisten membawa perubahan bagi negara yang kita cintai.”

Selain berbaju adat, banyak orang yang hadir juga mengenakan atribut partai. Menurut Surya, kehadiran simpatisan partai justru patut diapresiasi.

“Bagus juga partai berperan dalam sebuah aspek kehidupan kebangsaan. Masak partai berperan di DPR saja? Apa partai hanya berani duduk? Barangkali kalau melanggar, kami siap menerima konsekuensi untuk kebaikan yang kita rasakan. Apalah artinya CFD (car free day) jika dibanding dengan persatuan bangsa ini,” ujar Surya.

Rasa syukur
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengulas aksi superdamai Jumat (2/12). “Aksi 212 membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bangsa yang besar dan damai. Inilah NKRI yang menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa. Kita jadikan ini sebagai momen menjaga kebinekaan.”

Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz menyebut parade Kita Indonesia pembuktian Indonesia yang bersatu. “Ragam suku bangsa dan ribuan pulau di Indonesia tidak bisa dipisahkan.”

Senada, Osman Sapta menyebut parade dari seluruh anak bangsa kemarin sebagai hal yang membahagiakan karena berbagai suku bangsa bersatu.

Salah seorang panitia Kita Indonesia, Taufik Basari, menambahkan aksi mereka tidak berkaitan sama sekali dengan kontestasi pilgub DKI Jakarta.

“Ini bukan demo, tetapi rasa syukur kami atas kebinekaan dalam suasana kegembiraan yang dikemas kegiatan budaya. Kami ingin menyadarkan publik sebagai bangsa, kita beragam. Negara ini terbentuk juga karena kesadaran penuh atas adanya kebera­gaman,” ungkap Taufik. (mi/jdz)
Ket Foto : Peserta parade “Kita Indonesia” mengibarkan bendera Merah Putih di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (4/12).