Proyek Tambatan Lakatuli Dikerjakan Asal Jadi

by -202 views

Kalabahi, mediantt.com — Tambatan perahu, sarana bersandarnya perahu sekaligus tempat menunggu penumpang, mengikat perahu dan menimbun barang sementara. Sesuai terminologinya maka pembuatan tambatan perahu haruslah merupakan bagian kelengkapan sistem pelayanan masyarakat, yang akan dibangun mencakup tempat pelelangan ikan, dermaga bongkar muat, tempat rekreasi, lokasi parkir, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan di masyarakat.

Untuk Kabupaten Alor dengan konfigurasi wilayahnya juga pesisir, maka tambatan perahu menjadi hal penting kebutuhan masyarakat merajut konektifitas transportasi antar wilayah. Kegembiraan masyarakat Desa Lakatuli, Kecamatan Mataru, mendorong mereka untuk sesegera memiliki tambatan perahu yang sudah lama dinantikan, terjawab sudah. Maka Pemerintah Daerah melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) pada tahun 2015 membangun sebuah tambatan perahu di Dusun II Padailaka, Desa Lakatuli. Akan tetapi, kegembiraan itu sirna, manakala pembangunan tambatan perahu yang asal jadi dan tidak bertanggungjawab, ini menjadi keluhan masyarakat setempat.

“Ini tambatan perahu baru mulai dikerjakan akhir bulan Agustus lalu, sekarang coba dilihat landasan tambatan yang sudah tergerus air laut dan menggantung seperti ini. Ini karena fondasi tambatan tidak digali, tapi langsung disusun batu di atas pasir. Hasilnya sudah bisa bayangkan seperti apa. Laut kita di sini laut yang terbuka, dan yang pasti masyarakat tidak dapat gunakan karena begitu musim barat, tambatan ini akan patah karena fondasinya roboh,” keluh salah satu Kaur Desa Lakatuli kepada mediantt.com, Rabu (14/10/2015).

Kaur Desa itu menyatakan, ketika pihaknya mendatangi lokasi pembangunan tambatan di Dusun II, ternyata konstruksi tambatan dikerjakan asal jadi dan jauh dari sebuah konstruksi tambatan yang tahan terhadap hempasan air laut. Ada beberapa pekerja yang sedang menyusun batu menutupi fondasi, yang menggantung dan dilakukan plesteran lagi. Proyek ini juga tidak ada papan proyek sebagai prasyarat pembangunan suatu pekerjaan. Tidak ada mesin pengaduk campuran semen, tetapi di kerjakan dengan manual.

Informasi yang diperoleh mediantt.com dari dari masyarakat, dana yang dialokasikan sebesar Rp 400 juta lebih itu dikejakan oleh CV. Ira Malikang.

Kepala Desa Lakatuli Amos L. Alomau yang dihubungi membenarkan hal itu. “Saya sudah sampaikan kepada pelaksana proyek tambatan itu untuk segera memperbaiki kontsruksi bagunan, karena ini pekerjaan yang sudah 60 persen ini akan mubazir begitu selesai dibangun. Kami tidak dapat gunakan karena pasti akan hancur dihantam gelombang pada saat musim angin barat atau timur,” kata Alomau.

Ketika melihat fondasi tambatan yang sudah menggantung, kata dia, pihaknya sampaikan bahwa karena pembagunan tambatan sedang berjalan, maka tolong di buat bronjong penahan di sepanjang fondasi yang harus digali. Sehingga, bisa menahan hempasan air laut ke badan tambatan, tetapi jawaban dari pelaksana proyek bahwa kalau membuat bronjong penahan maka volume panjang dari 37 meter dikurangi 7 meter lagi. Kalau dikurangi volume panjang maka perahu tidak bisa ditambat/berlabuh. Apa guna membangun tambatan ini? Kenapa di RAB tidak dibiayai penggalian fondasi atau pembatan bronjong?

Ia juga meminta agar Dishubkominfo Alor segera turun ke lokasi untuk memeriksa konstruksi pekerjaan ini. Masyarakat Dusun II Padailaka Desa Lakatuli juga mengancam bila bangunan tambatan ini tidak dibangun sesuai konstruksi sebenarnya dan mengalami kerusakan pasca selesai di bangun, maka mereka akan melapor pihak-pihak berkepentingan kepada kepolisian dan kejaksaan, karena merasa ditipu dan masuk dalam tindak pidana korupsi.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dishubkominfo Alor, Kasman Koli Koda kepada mediantt.com di ruang kerjanya, Kamis (15/10/15) membenarkan itu. Menurut dia, proyek pembangunan tambatan perahu di Lakatuli belum rampung, sebab saat ini kontraktor yang bersangkutan sedang mengerjakan pekerjaan itu.

Ia menyatakan, kalau kerja tambatan perahu ya begitu sudah. Karena pekerjaan yang selalu rentan terhadap kerusakan karena gelombang laut, tetapi selama dalam pelaksanaan tetap menjadi tanggungjawab penyedia dan itu sudah dilakukan oleh CV Ira Malikang. (joka)

Foto : Tambatan perahu Lakatuli Kecamatan Mataru yang diduga dikerjakan asal jadi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *