Guru Para Aktor Itu Telah Pergi

by -181 views

JAKARTA – Aktor senior nan genius Didi Widiatmoko atau yang dikenal dengan nama Didi Petet telah berpulang. Aktor kelahiran Surabaya, Jawa Timur, tersebut Jumat (15/5) meninggal dalam usia 58 tahun. Dunia hiburan tanah air pun kembali berduka.

Perasaan kehilangan tergambar pada raut wajah ratusan pelayat yang mengiringi jenazah Didi menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel), siang kemarin.

Tidak lama setelah jenazah pemeran Si Kabayan yang juga guru para aktor tanah air tersebut tertutup tanah, hujan turun. Namun, sejumlah pelayat yang berdiri di bawah tenda yang menaungi pusara Didi bergeming. Mereka tetap memanjatkan doa untuk kebaikan arwah Didi.

Di antara para pelayat di lokasi pemakaman, tampak wajah-wajah artis ibu kota. Salah satunya Desy Ratnasari. Dia mengungkapkan, bangsa Indonesia telah kehilangan sosok seniman yang sangat berdedikasi dalam membangun budaya bangsa. ’’Beliau pakar seni teater yang membawa seni teater akhirnya bisa tersentuh media televisi nasional,’’ ungkap Desy.

Mathias Muchus, sahabat seangkatan Didi, mengaku sebagian hidupnya ada pada Didi. ’’Kalau berbicara mengenai Didi Petet, dia adalah sebagian dari hidup saya. Kami sama-sama masuk IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Kalau sekarang, yang saya pikirkan cuma kenangan indah bersamanya,’’ ujarnya.

Sama dengan Desy, Mathias menyatakan, semasa hidup, Didi telah memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan dunia peran tanah air. ’’Beliau selalu berharap aktor dan aktris saat ini bisa memberikan kualitas terbaik,’’ tuturnya.

Wafatnya Didi memang mengejutkan, terutama bagi keluarga. Putri kedua Didi, Nabila Masyiana, menjelaskan, bapak tercintanya tersebut meninggal karena serangan asam lambung akut. ’’Bapak sempat dirawat di Bandung. Kondisinya lantas membaik. Tapi, ketika bertugas ke Milan, bapak juga sempat dirawat di sana sehari,’’ terangnya.

Karena kondisi sang bapak masih bugar sebelum meninggal kemarin, Nabila tidak merasakan firasat apa pun. ’’Semalam (Kamis) masih sempat ngobrol dan ketawa-ketawa juga,’’ ungkapnya.

Namun, dia menduga, karena terlalu sibuk bekerja dan stres, kondisi sang bapak drop tanpa diketahui. ’’Tampaknya, bapak sangat capek ketika di Milan. Seakan bekerja sendirian. Asam lambungnya memang sering muncul kalau stres,’’ ujarnya.

Sebelum meninggal pukul 05.00 setelah salat Subuh kemarin (15/5) di rumahnya, Jalan Bambu Apus, Ciputat, Tangerang Selatan, Didi sempat ikut membidani ajang promosi di bidang kreatif perdagangan di Milano World Expo, Milan, Italia, Mei–Oktober 2015. Dalam acara tersebut, Didi menjadi ketua Koperasi Pelestarian Budaya Nusantara (KPBN), organisasi yang turut mendorong Indonesia ikut dalam perhelatan tersebut.

Dengan mengusung tajuk Stage of The World dalam acara tersebut, Indonesia melakukan promosi di bidang kreatif, perdagangan, pariwisata, dan investasi. Karena tugas yang berat tersebut, kondisi kesehatan Didi menurun drastis.

Keponakan Didi, Muthia Kautsar, menerangkan, pamannya tersebut sempat jatuh pingsan ketika berada di Milan hingga akhirnya dirawat selama sehari di salah satu rumah sakit di sana. ’’Om Didi kan baru pulang dari Milan pada 10 Mei. Terus, di Milan, dia memang sempat pingsan. Pas sampai di bandara, dia harus memakai kursi roda,’’ jelasnya.

Dia mengungkapkan, keluarga sempat memeriksakan kesehatan Didi di rumah sakit di Bandung. ’’Selasa (12/5) sempat dibawa ke Bandung untuk pengobatan. Tetapi, ya karena kondisinya sudah drop, keadaannya jadi semakin buruk sampai akhirnya meninggal pagi ini (kemarin, Red),’’ tuturnya.

Selamat jalan, Didi Petet. Selamat berpisah, Kang Kabayan. (jp/jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *