Mahasiswa Manggarai Timur Pentas Tarian Caci di Kupang

by -223 views

Kupang, mediantt.com – Tarian Caci, salah satu budaya masyarakat Manggarai, dipentas di Taman Nostalgia Kota Kupang, oleh ratusan mahasiswa asal Manggarai Barat, yang terwadah dalam Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Manus (IKPMM) Kupang, pekan lalu.

Pentas budaya tarian Caci tersebut diawali dengan Kepok Sundung dan Kapung atau penjemputan tamu, terhadap Meka Landang (Tamu yang akan menjadi Lawan Tanding), yang berasal dari mahasiswa asal Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, dilanjutkan dengan tarian pembuka untuk menjemput tamu dan undangan dalam bentuk tarian Sae (tarian tradisional Manggarai), dilanjutkan lagi dengan pukulan pembuka (Sapu Kalus) oleh Yuvens Tukung, mewakili tamu dan undangan. Juga, pukulan pembuka dari tuan rumah terhadap salah satu penari oleh salah satu tokoh masyarakat Manggarai di Kupang, Marsel Ali.

Usai acara pembukaan yang ditandai sapuk Kalus, tarian caci mulai dipentaskan, diringi tabuhan Gong, Gendang, dan Tambur secara bersamaan.
Masing-masing kelompok, baik dari tuan rumah ykni mahasiswa Manus dan dari kelompok tamu yakni mahasiswa Sambi Rampas, masing-masing membentuk satu lingkaran, yang berfungsi untuk bernyanyi mengiringi para penari yang ada di arena. Kelompok yang bernyanyi tersebut berkumandang riuh rendah dalam bentuk lingkaran sambil menghentakan kaki ke tanah guna menyemangati para pemain caci. Kelompok ini disebut penari Dendek.
Tokoh masyarakat Manggarai, Marsel Ali, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa Manus Kupang yang telah menggelar pentas tarian caci tersebut.

“Bagi saya, kegiatan ini menunjukkan adanya keperdulian mahasiswa dalam hal ini kaum muda untuk melestarikan budaya daerahnya. Ini juga membuktikan kalau kaum muda benar-benar memiliki tanggung jawab dalam melestarikan budaya yang ada, sebab budaya merupakan falsafa hidup masyarakat yang paling mendasar yang menjadi penuntun kehidupannya sehari-hari,” tegasnya.
Menurutnya, peran mashasiswa dalam melestarikan budaya amat penting, sebab generasi muda merupakan harapan bangsa di masa mendatang yang akan meneruskan pembangunan bangsa Indonesia, termasuk pembangunan di bidang sosial budaya melalui upaya berkesinambungan dalam melestarikan budaya.

Ia menjelaskan, tarian caci yang merupakan budaya manggarai bersifat turun-temurun dan harus terus dilestarikan. Sebab, tarian caci menunjukkan sportivitas dan kesucian diri dan hati.  “Wujud sportifitas nampak dalam aksi cambuk secara bergantian tanpa ada rasa dendam. Sedangkan simbol kesucian diri nampak dari atribut yang dikenakan. Khusus celana putih yang dikenakan para penari, itu menunjukkan bahwa tidak sembarang orang yang ikut tarian caci hanya orang yang bersih dan tidak berbuat salah sebelumnya,” jelasnya.
Ketua IKPMM Kupang, Aldianus Jamindo, mengatakan, pentas budaya ini diselenggarakan untuk memeriahkan hari pendidikan 2 Mei. Mahasiswa Manus yang ada di Kupang sengaja menggelar caci guna memotivasi kaum muda lainnnya di NTT agar terus berupaya melestarikan budayanya masing-masing. Budaya, kata dia, tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan sebab pendidikan budaya memberikan sumbangsi besar dalam menjaga keutuhan bangsa Indinesia dalam beberagamannya.

“Mari kita terus melestarikan budaya kita masing-masing, sebab keutuhan Bangsa Indonesia terwujud melalui pelestarian budaya yang ada pada masing-masing daerah,” tandasnya.
Pembina IKPMM Kupang, Yance Jengamal, menambahkan, pentas tarian caci yang dilaksanakan para mahasiswa Manus, membuktikan betapa besar peran kaum mudah dalam memberikan sumbangsi bagi pembangunan daerah dan bangsa. Sebab pentas budaya adalah wujud konkrit melestarikan potensi wisata budaya yang ada di NTT. Apalagi Pemerintah saat ini tengah gencar memperjuangkan perwujudan NTT sebagai Provinsi Pariwisata. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *