Kematian Emilia di RSUD Lewoleba adalah Kelalaian Kolektif

by -190 views

Kupang, mediantt.com – Meninggalnya almarhuma Emiliana Lince, warga Lerahinga, Kecamatan Lebatukan, akibat kelalaian paramedic RSUD Lewoleba, menjadi berita heboh yang terus memantik tanggapan. Setelah Wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun menyatakan ada yang tidak beres di RSUD Lewoleba terkait kematian almarhuma Emiliana, juga terus meningkatnya kasus kematian di RSUD tersebut, anggota DPRD NTT, Gabriel Suku Kotan, justeru menyatakan kasus ini menunjukkan adanya kelalaian kolektif, baik itu dari Pemerintah Lembata, Dinas Kesehatan dan RSUD Lewoleba sendiri.

“Kalau Pak Wakil Bupati menyatakan bahwa ada yang tidak beres di RSUD Lewoleba dalam kaitan dengan kematian Ibu Emiliana ini, maka saya menyatakan ini justeru kelalaian kolektif hingga menyebabkan pasien tidak mendapat pelayanan yang maksimal hingga harus meninggal karena kelalaian paramedis. Pemerintah Lembata harus melihat kasus Ibu Emiliana ini sebagai kasus serius yang harus segera ada solusi agar tidak ada lagi korban lain,” tandas politisi Partai Demokrat ini kepada mediantt.com di ruang Fraksi Demokrat DPRD NTT, Kamis (1/4/2015).

Ia mengatakan, pekan lalu dirinya baru saja kembali dari kunjungan kerja ke Lembata, dan pada 26 Maret lalu, sempat mengunjungi RSUD Lewoleba dan berdialog dengan manajemen RSUD Lewoleba, namun tidak ada laporan soal kasus kematian ibu Emiliana bersama jabang bayinya. “Saya baru saja kembali dari Kunker ke Dapil dan sempat ke RSUD Lewoleba tapi tidak ada informasi soal kasus ibu Emiliana ini. Tapi kalau kasus ini terjadi karena kelalaian paramedis, maka perlu segera dicari tahu penyebabnya, apakah itu manajemen atau siapa yang bersalah,” tegas wakil rakyat dari Dapil Lembata, Flotim dan Alor ini.

Menurutnya, orang sakit yang datang ke Rumah Sakit, dalam hal ini RSUD Lewoleba, karena ingin mendapat pelayanan yang tepat, pada momentum yang tepat dengan diagnose yang tepat sehingga pengobatan pun tepat. Akan tetapi, kalau pelayanan itu tidak dilakukan tepat waktu, dan tepat pada momentum dimana pasien membutuhkan perawatan cepat, maka paramedic harus segera bertindak, tidak bisa memberikan alas an macam-macam, atau sibuk dengan bermain handphone, dll, akibatnya seperti yang dialami Ibu Emiliana ini. “Pelayanan medis kepada pasien siapa saja harus tepat momentum, artinya kalau pasien mengeluh sakit harus segera diambil tindakan secara profesional, jangan lagi memberi alasan yang justru membawa petaka bagi pasien. Jadi harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien, juga memberikan obat yang tepat,” imbuh Gab Kotan, yang sedang bermanuver menjadi calon bupati Lembata dengan spirit membawa social change bagi Lembata.

Aia juga mengatakan, agar semua pelayanan yang tepat waktu, dan tepat pada keadaan pasien, kunci utamanya adalah leadership atau kepemimpinan yang baik, sehingga bisa menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi semua unit.

Menurutnya, dalam kasus kematian amlarhuma Ibu Emiliana ini, Pemerintah Lembata harus bertanggung jawab. “Pak Wakil Bupati sudah mengatakan ada yang tidak beres di RSUD Lewoleba, karena itu harus segera caritahu masalahnya dan selesaikan secepatnya agar tidak ada lagi kasus serupa di kemudian hari,” katanya.

Ia menambahkan, setelah terungkap kasus kematian almarhuma Ibu Emiliana ini, ia sudah berkomunikasi via telpon dengan Direktur RSUD Lewoleba, dr Bernard, yang membenarkan adanya kasus tersebut. Direktur RSUD Lewoleba juga tegas mengakui bahwa kasus ini terjadi karena kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya Ibu Emiliana dan jabang bayinya. “Kami mengakui kelemahan itu untuk melakukan pembenahan internal,” kata Gab Kotan, mengutip pernyataan dr Bernard. (jdz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *